Kepemimpinan Kontroversial Gianni Infantino di FIFA

ketua-fifa-sekarang

Gianni Infantino: Pemimpin yang Menginspirasi Perubahan di Dunia Sepak Bola
I. Kenaikan ke Puncak Otoritas Sepak Bola Dunia
Gianni Infantino terpilih menjadi Presiden FIFA pada Februari 2016, setelah Josep Blatter mengundurkan diri dari jabatan tersebut. Sebelumnya, Infantino menjabat sebagai Sekretaris Jenderal UEFA, dan dikenal sebagai sosok yang berusaha melakukan reformasi di tubuh FIFA.

II. Mendorong Perubahan Signifikan dalam FIFA
A. Penerapan Sistem VAR
Salah satu kebijakan utama Infantino adalah mendorong penerapan sistem VAR (Video Assistant Referee) dalam pertandingan sepak bola internasional. Hal ini dianggap sebagai terobosan penting untuk meningkatkan akurasi dan keadilan dalam pengambilan keputusan wasit.
B. Peningkatan Jumlah Tim di Piala Dunia
Infantino juga mengusulkan peningkatan jumlah tim di Piala Dunia dari 32 menjadi 48 tim mulai Piala Dunia 2026. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterwakilan dan kesempatan bagi lebih banyak negara untuk berpartisipasi dalam kompetisi bergengsi tersebut.
C. Upaya Meningkatkan Transparansi dan Tata Kelola
Selama kepemimpinannya, Infantino terus berupaya untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola di dalam organisasi FIFA. Hal ini dilakukan untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap institusi sepak bola terbesar di dunia yang sebelumnya terpuruk dalam skandal korupsi.

III. Memperluas Piala Dunia dan Mendistribusikan Kekayaan
A. Peningkatan Jumlah Tim di Piala Dunia
Salah satu pencapaian penting Infantino adalah memperluas Piala Dunia pria menjadi 48 tim pada 2026. Hal ini meningkatkan jumlah tempat dan pendanaan bagi semua 6 wilayah FIFA, memberikan kesempatan yang lebih adil bagi seluruh negara anggota.
B. Distribusi Kekayaan FIFA
Infantino juga berhasil mendistribusikan kekayaan FIFA yang terus meningkat kepada 211 federasi anggota. Cadangan FIFA diperkirakan mencapai $4 miliar di bawah kepemimpinannya, menandakan peningkatan signifikan dalam pengelolaan keuangan organisasi.

IV. Mengawasi Piala Dunia yang Sukses
A. Piala Dunia 2018 di Rusia
Infantino mengawasi Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia, yang ia sebut sebagai “Piala Dunia terbaik”. Turnamen ini dianggap sukses secara teknis dan organisasi.
B. Piala Dunia 2022 di Qatar
Infantino juga mengawasi Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, yang kembali ia sebut sebagai “Piala Dunia terbaik”. Meskipun menuai kontroversi terkait isu hak asasi manusia, Infantino tetap membela rekor Qatar dalam hal ini.
C. Pemilihan Tuan Rumah Piala Dunia 2034
Infantino juga memainkan peran kunci dalam pemilihan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034, menunjukkan pengaruhnya yang kuat dalam pengambilan keputusan strategis FIFA.

V. Menghadapi Kontroversi dan Kritik
A. Hubungan dengan Pemimpin Dunia
Hubungan Infantino dengan pemimpin dunia dan negara-negara seperti Donald Trump, Mohammed bin Salman, dan Emmanuel Macron telah menjadi sumber kontroversi selama masa kepemimpinannya.
B. Penutupan Komite Pemangku Kepentingan
Keputusannya untuk menutup Komite Pemangku Kepentingan dan dewan penasihat independen tentang penilaian hak asasi manusia juga menuai kritik dari berbagai pihak.

VI. Mengubah Batas Masa Jabatan
Meskipun sebelumnya Infantino menjadi bagian dari panel modernisasi FIFA pada 2015 yang menyarankan masa jabatan maksimum 12 tahun untuk presiden masa depan, batas masa jabatannya diubah, memungkinkannya untuk menjabat hingga 15 tahun.

Gianni Infantino telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kontroversial namun berpengaruh di dunia sepak bola selama masa kepemimpinannya di FIFA. Ia telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk mereformasi organisasi, memperluas kompetisi, mendistribusikan kekayaan, dan mengawasi turnamen-turname

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • jalalive
  • okestream
  • jalalive com
  • jalalive 2
  • score808
  • yalla shoot
  • rbtv77
  • bolasiar